Kopi Tarik Ong
November 19, 2014 By Kopibrik Leave a Comment
Selalu ada yang membedakan Kopi Ong, kedai kopi klasik bergaya tempoe doeloe milik Salimin Djohan Wang ini, dengan kedai kopi yang sudah ada di Medan. Kali ini, Kopibrik pun kembali mengunjungi salah satu dari dua kedai Kopi Ong yang ada di Medan, yakni di Jalan Kapten Muslim untuk menikmati racikan kopi terbaru, Kopi Tarik Ong.
Kopi Tarik Ong sedikit berbeda dari kopi tarik yang sering Anda nikmati, misalnya di kedai kopi Aceh. Bila biasanya, kopi tarik diracik dengan cara lama, yaitu kopi dan susu diaduk dengan mengangkat gelas ke atas dan menahan wadahnya di bawah, tidak demikian dengan Kopi Tarik Ong.
Bahan bakunya sebenarnya sama, yaitu kopi dan susu. Namun, yang membedakan, proses pengocokan kopi dengan mengangkat wadah kopi ke atas dan ke bawah ditiadakan karena digantikan dengan milk froth dari mesin espresso.
Dari sisi waktu, cara ini memang efisien apabila pengunjung kopi sedang ramai. Tak hanya itu, dengan cara ini juga akan membuat kopi lebih terjaga kebersihannya, setidaknya tidak terkontaminasi abu yang beterbangan di udara.
Menurut Derpiana, salah seorang barista Kopi Ong, saat ngobrol-ngobrol dengan Kopibrik, cara meracik kopi tarik menggunakan milk frother jauh lebih cepat dan tidak menghilangkan karakter rasa kopi tarik sebenarnya. “Sebenarnya, prosesnya sama, bahkan cara seperti ini lebih cepat,” katanya.
Dari segi rasa, Kopi Tarik Ong berani menjamin kenikmatan, khususnya bagi mereka penikmat kopi sejati, sebab biji kopi yang digunakan semuanya menggunakan kopi special. Beberapa jenis kopi Sumatra yang digunakan antara lain, kopi Gayo, Lintong Nihuta dan Sidikalang.
Cara meraciknya, setelah terlebih dahulu digiling dengan grinder otomatis, biji kopi di menjadi espresso. Untuk secangkir kopi tarik dibutuhkan dua shoot espresso. Setelah espresso dituang ke atas susu kental manis, susu krim segar dituang lagi dan diaduk dengan milk froth mesin espresso selama kurang lebih satu menit. Pada bagian atasnya (topping) kemudian ditaburi dengan bubuk kulit manis untuk memperkaya aroma.
Kopibrik menikmati racikan kopi ini. Beberapa pengunjung yang sedang ngopi saat itu, juga tampak sedang menikmati waktu ngopinya dengan Kopi Tarik Ong, sebagian memesan yang dingin. Maklum, dengan porsi gelas jumbo, kopi ini dapat menemani waktu kopi lebih lama.
Perlu dipahami pula bahwa kopi tarik telah menjadi satu racikan kopi yang begitu digemari. Tidak sedikit kedai kopi yang menyajikannya sebagai penanda keunikan sebuah kedai kopi. Banyak versi menjelaskan asal usul racikan kopi ini.
Namun, dari beberapa sumber yang didapat Kopibrik, kopi tarik banyak berkembang pada awal-awal negara Singapura berdiri. Ketika itu, kopi tarik menggunakan kopi robusta dan campuran susu kental manis, biasanya ditemani dengan roti srikaya dan telur setengah matang pada pagi hari. Bahkan, sering kopi ini diseruput setelah menyantap sarapan pagi Mie Siam.
Di Medan, sedikitnya ada dua kedai kopi franchise asal Singapura yang sudah berdiri sejak lima tahun belakangan ini. Menariknya, tradisi dan budaya kopi lokal juga punya cerita sendiri mengenai kopi tarik, misalnya di Aceh. Kopi tarik Aceh juga menjadi ciri khas kedai kopi Aceh di Medan.
Kehadiran kopi tarik di Kopi Ong kini menambah kekayaan racikan kopi yang sudah ada sebelumnya, sebut saja kopi hitam dan sejumlah kopi yang diracik dengan metode klasik dan manual: syphon, Vietnam Drip, kopi Turki, pour over V60 maupun kopi tubruk yang sudah menjadi ciri khas kopi lokal Indonesia.